MAKALAH
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI MERAH
DI GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : EKO BAEHAQI
NIM: C51109198
UNIVERSITAS TANJUGPURA
PONTIANAK
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
TAHUN AJARAN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai salah satu
tugas mata kuliah Tekhnik Produksi Tanaman Pangan Utama. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada staf dosen mata kuliah Tekhnik Produksi
Tanaman Pangan Utama yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat kuliah maupun pada
saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun makalah
ini, dan juga penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis menyelesaikan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Laporan ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar
dapat lebih baik kedepannya.
Potianak,
29 maret 2012
Penulis,
Eko
Baehaqi
BAB
I
PENDAHULUAN.
Padi beras merah merupakan salah satu jenis padi di
Indonesia yang mengandung gizi yang tinggi. Penelitian di Cina menunjukkan
bahwa ekstrak larutan beras merah mengandung protein, asam lemak tidak jenuh,
beta-sterol, camsterol, stigmasterol, isoflavones, saponin, Zn dan Se,
lovastrin, dan mevinolin-HMG-CoA. Unsur terakhir adalah reduktase inhibitor
yang dapat mengurangi sintesis kolesterol di hati (Anonim, 2005). Menurut Departemen Kesehatan RI (1995) beras merah tumbuk
mengandung protein 7,3%, besi 4,2%, dan vitamin B1 0,34%. Bubur beras merah
dicampur susu merupakan resep mkanan bayi berumur 4 bulan sampai 1 tahun (Didi
suardi, 2004)
Berdasarkan
kandungan gizinya maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan
khususnya masyarakat yang berastatus
kurang gizi. Padi dengan kadar protein tinggi sangat bermanfaat dalam
perbaikan gizi masyarakat. Selain itu mengkonsumsi beras merah dapat mencegah
penyakit seperti kanker, kolesterol dan jantung koroner dengan biaya relatif
sangat murah (Didi
Suardi, 2005). Namun di Indonesia padi beras merah kurang mendapat perhatian
dibandingkan padi beras putih. Bahkan konsumsi padi beras merah di Indonesia
sangat terbatas. Di pasar tradisional, harga beras merah sama dengan harga
beras putih yang kualitasnya cukup baik (Rp. 3000/kg), namun di toko swalayan
harganya sama dengan beras kualitas terbaik (Rp.6.600/kg) (Didi Suardi, 2004).
Jumlah
padi beras merah sangat terbatas bahkan dari 184 varietas unggul yng telah
dilepas baru satu varietas padi beras merah yaitu varietas Bahbuton yang
berkulit ari (aleuron) merah, tahan terhadap blas (Pyricularia oryzae), agak tahan terhadap bakteri hawar daun (Xanthomonas oryzae) dan dilepas tahun
1985 (Irsal Las, 2004; Djunainah, 1993). Penelitian yang lebih intensif
terhadap mutu padi beras merah diharapkan dapat memberikan sumbangan
nyataterhadap ketahanan pangan dan perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Selain
itu faktor budidaya sangat mempengaruhi akan hasil produksi yang baik. Beberapa
budidaya tanaman padi di daerah gunung kidul jogjakarta dengan sistem tugal yag
sampai sekarang masih dilakukan.
a. Morfologi
Nama
Indonesia : Padi Beras Merah
Nama
Latin : Oryza nivara
Lokasi bahan : Desa Pancakarya,Kecamatan
Ajung,Kabupaten Jember.
Klasifikasi Tumbuhan padi biji merah :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza nivara
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza nivara
CIRI-CIRI MORFOLOGI :
AKAR :
a.
Sistem perakaran serabut (Radix adventicia), karena tidak terdapat akar
utama/ akar pokok dan digantikan oleh sejumlah akar yang ukurannya kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
BATANG
a)
Batang berbentuk
bulat (teres),
b)
Sifat batang
beras merah yakni batang rumput (calmus),yaitu batang yang tidak keras,
mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga.
c)
Permukaan
batang licin (laevis)
d)
Arah tumbuh
batang tegak (erectus),yaitu arah tumbuhnya lurus ke atas.
e)
Warna batang
hijau,namun pada pangkal batang berwarna merah. Semakin ke ujung berwarna
hijau.
f)
Pertumbuhan
batang dapat mencapai 2 meter.
DAUN
1) Daun padi beras merah termasuk daun tidak lengkap,karena hanya memiliki
helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina) saja.
2) Memiliki alat tambahan pada daun yaitu lidah-lidah (ligula).
Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara pelepah
dan helaian daun. Alat ini berguna untuk mencegah masuknya air hujan kedalam
ketiak antara batang dan pelepah daun, sehingga kemungkinan pembusukan dapat
dihindarkan.
3) Tipe lidah-lidah (ligula) pada padi beras merah yaitu ligula tipe
selaput.
4) Bangun/bentuk daun pada padi beras merah yaitu daun bentuk Pita (ligulatus).
5) Ujung daun berbentuk runcing (acutus),pangkal daun berbentuk rata (truncatus),dan
bertepi rata (integer). Memiliki pertulangan daun yang sejajar (rectinervis)
dan permukaan daun yang berbulu halus (villosus) dan berdaging tipis.
6) Daun berwarna hijau pada bagian tengah,namun pada bagian tepi,daun berwarna
merah.
BUAH
1) Padi beras merah termasuk buah sejati tunggal yang kering (siccus)
yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu speri kulit
yang kering.
2) Padi beras merah dibagi menjadi lebih spesifik lagi yaitu buah sejati
tunggal yang kering jika masak tidak pecah (indehiscens), dan termasuk
dalam Buah Padi (caryopsis) yaitu buah berdinding tipis,mengandung satu
biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Oleh karena itu,biji yang
sehari-hari kita makan,sebenarnya adalah buah.
Perbedaan padi beras merah dengan padi varietas lain berdasarkan ciri-ciri
morfologi :
Pada bagian pangkal
batang,padi beras merah berwarna merah dan pada bagian ujung berwarna hijau.
Pada bagian daun,padi beras
merah berwarna merah pada bagian tepi daun,dan berwana hijau pada bagian
tengah.
Pertumbuhan padi beras merah
dapat mencapi 2 meter.
b. Manfaat
Beberapa zat gizi umumnya ditemukan di beras merah
termasuk vitamin E, thiamin, magnesium, vitamin B6, dan serat. Selain ini, ada
sekitar selusin lebih banyak vitamin dan mineral yang ditemukan dalam beras
merah. Selain itu, beras merah mengandung sekitar empat kali jumlah serat
makanan daripada rekan putih.
Sehubungan
dengan kalori, nasi baik coklat dan putih telah hampir jumlah yang sama. Namun,
jumlah kalori baik putih dan beras
merah bisa bervariasi sedikit. Jenis
gandum ras yang bersifat jangka pendek, panjang, atau lengket dapat berdampak
jumlah kalori. Satu cangkir beras putih dimasak memiliki sekitar 223 kalori
dibandingkan dengan satu cangkir beras merah yang memiliki sekitar 232 kalori.
Seperti yang dapat Anda lihat, tidak ada banyak perbedaan ketika datang ke
kalori.
Serupa
dengan kalori, kedua jenis beras
juga memiliki jumlah yang hampir sama protein dan karbohidrat per porsi.
Sungguh, perbedaan utama antara kedua adalah jumlah serat, vitamin, dan mineral
bahwa cokelat memiliki bila dibandingkan dengan nasi putih.
Siapa
saja yang menderita diabetes pasti harus menghindari nasi putih karena dapat
menyebabkan lonjakan dalam tingkat gula darah. Selain itu, siapapun yang ingin
menurunkan berat badan harus memilih coklat karena penambahan jumlah serat dan
nutrisi lainnya. Sementara nasi putih tidak masih memiliki nilai gizi, beras
merah adalah pilihan yang lebih baik bagi setiap orang yang sadar kesehatan.
BAB
II
TUJUAN
1. Sebagai
tugas terstruktur mata kuliah Teknologi Tanaman Pangan Utama.
2. Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetaahui cara budidaya padi khususnya padi merah
di daerah Gunung Kidul Yogyakarta.
3. selajutnya
agar mahasiswa megetahui apakah budidaya yang dilakukan sudah benar atau belum,
dan selain itu juga sebagai pembahasan dalam mata kuliah Tanaman Pangan Utama.
BAB
III
CARA
BUDIDAYA
Daerah
Gunung kidul termasuk derah yang tandus dengan lahan sebagian besar adalah
bebatuan. Untuk budiaya padipun hanya mengandalkan air tadah hujan dengan
sistem tugal, berikut adalah cara bercocok tanam padi merah dengan sistem tugal mulai dari
persiapan lahan,penanaman, pemeliharaan dan pemanenan.
1. Persiapan
Lahan
a. Lahan
dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput dari sisa tanaman atau gulma
liar.
b. Kemudian
hanya di cangkul tanpa digaru atau di bajak (minimum tilage)
c. Pemberian
pupuk, biasanya menggunakan pupuk kandang.
2. Penanaman
Penanaman
dilakukan pada awal musim hujan setelah dua atau tiga kali turun hujan di
bulan Oktober-November. Penanaman dilakukan dengan cara:
a. Penanaman
padi adalah sistem TABELA atau tanam benih langsung.
b. Pemberian
lubang menggunakan tongkat kayu untuk menanam benih dengan kedalaman 3-5 cm dan
jarak 20x20 cm.
c. Setiap
lubang yang sudah di tugal di beri benih sebanyak 4-7 benih.
d. Kemudian
tanah ditutup kembali.
3. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Dilakukan pada umur 1-3 minggu
setelah tanam dengan mengganti tanaman yang mati atau terlihat tidak sehat.
b. Penyiangan
Pada pemeliharaan hanya
dilakukan penyiangan rumput, tanpa ada pengairan karena hanya mengandalkan air
tadah hujan. Penyianagan dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau
dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul
malai
c.
pengendalian
hama dan penyakit
dilakukan
apabila tingkat serangan > 5 %, dilakukan penyemprotan dengan pestisida.
Apabila < 5 % tingkat serangannya, maka dilakukan pengendalian secara manual
Pemupukan biasanya
menggunakan pupuk organik atau anorganik, pupuk organik dengan pupuk kandang
yang diberikan kepada tanaman setelah berumur tiga minggu.dan pupuk anorganik
seperti urea, TSP dan KCL. . Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea
pada 3-4 minggu dan 8 minggu setelah tanam.
d. Pemanenan
Padi merah mempunyai
umur panen sekitar 5-6 bulan setelah tanam. Pemanenan padi merah didaerah
gunung kidul yogyakarta dilakukan dengan menggunakan ani-ani atau arit.
Pemetikan biasanya oleh para ibu-ibu dan upah pemanenan yaitu bukan dibayar
dengan uang melainkan dengan bagi hasil untuk setiap padi yang dipanen. Jika penggunaan arit petani memotong tanaman
padi pada batang sekitar 10 cm dari pangkal batang, dan pemanenan dengan cara
ini biasanya laki-laki yang melakukannya.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Padi merah memerlukan
penanganan budidaya secara baik, tentunya untuk memperoleh hasil produksi yang
besar atau baik. Mengingat harga jual beras merah yang relatif mahal dari pada
beras putih sehingga beras merah menjadi tanaman padi yang unggul di daerah
yogyakarta. Sistem penanaman padi Tabela adalah langsung menanam padi langsung
di ladang tanpa penyemaian terlebih dahulu. Biasanya penanaman dengan
menggunakan sistem TABELA pada penggunaan lahan tadah hujan atau susah denga
air. Dan air hujanlah yang menjadi andalan utuk budidaya tanaman padi. Melihat
cara budidaya pertanian padi di daerah Gunung Kidul Yogyakarta dengan sistem
tugal dan TABELA sudah bagus. Dari segi penanaman dan pemanenanpun sudah sama
dengan apa yang ada di literatur. Pemupukanpun sudah tepat, artinya untuk
beberapa petani didaerah Gunung Kidul tau dan memperhatikan pertumbuhan
padinya.Akan tetapi ada beberapa petani yang kurang memperhtikan untuk
pemupukan. Pemberian pupuk hanya mengandalkan pupuk Kandang yang belum
mengalami dekomposisi sempurana. Ini terjadi karena beberapa kendala salah
satunynya yaitu SDM tentang pengetahuan.
Dan beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu :
1. Penyiangan/
olah tanah
Selama ini telah berkembang semacam kepercayaan di
kalangan pertanian bahwa penyiapan lahan dengan cara mengolah secara intensif
adalah cara yang terbaik dalam penyiapan lahan yang mendukung tercapai hasil
terbaik. Cara olah tanah intensif ini juga dikenal dengan istilah olah tanah
sempurna atau olah tanah secara konvensional. Pada saat ini, lahan dipersiapkan
dengan cara pencangkulan sampai dua kali, kemudian dilanjutkan dengan proses
penyisiran atau penghalusan. Dengan demikian praktis semua bagian permukaan
yanah untuk tempat tumbuh tanaman tak ada yang terlewat dari sentuhan ”olahan”
manusia. Namun, belakangan ini diketahui bahwa cara penyiapan lahan secara
konvensional seperti itu banyak terdapat kelemahan. Kelemahan tersebut seperti
di bawah ini :
1.
Tanah
yang diolah dapat menyebabkan rusaknya lapisan top soil sehingga
produktivitasnya cenderung menurun.
2.
sering
mengakibatkan tanah mudah sekali tererosi.
3.
banyak
menyerap biaya yang sebenarnya bisa dihemat.
4.
membutuhkan
waktu lama untuk pengolahan.
Diantara
petani terkadang jarang melakukan penyiangan secara benar, bahkan gulma ada
yang terlambat dilakukan penyiangan atau bahkan tidak jarang petani yang
melakukan penyiangan (mencabut rumput diantara tanaman padi). Padahal ini
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Karena denga pertumbuhan rumput
yang lebih cepat dari pada pertumbuhan tanaman padi menyebabkan hara akan
terserap oleh gulma. Sehingga prtumbuhan padi terhambat dan ini menyebabkan
penurunan produksi tanaman padi merah.
2. Pemupkan
Pupuk
menjadi faktor penting terhadap pertumbuhan dan hasil produksi, pemberian pupuk
yang kurang atau tidak tepat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman itu
terganggu. Terkadang ada sebagian petani yang tidak memperhatikan akan kaidah
itu, terutama untuk pupuk kandang, masih banyak petani di daerah Gunung Kidul
Yogyakarta yang memberikan pupuk kanndang belum terdekomposisi dengan sempurna,
ini berdampak dengan penyerapan unsur hara terhadap tanaman. Tanaman tidak
dapat menyerap unsur hara, karena mikro organisme pengurai masih membutuhkan
bahan organik tersebut untuk diuraikan.
Selain
itu pemberian pupuk berimbang dan tepat waktu haruslah di perhatikan, misalnya
jangan melakukan pemupukan jika hari hujan, ini mengakibatkan pupuk akan
terbawa oleh air hujan.
3. Pemanenan
Secara
tidak sadar pemanenan sendiri yang dapat menurunkan hasil panen apalagi saat
perontokan padi masih manual, dengan menggunakan bambu yang dibuat untuk
perontokan.
BAB
V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Produksi padi selalu
diidentikkan dengan pengusahaan di lahan sawah. Padahal padi dapat
dibudidayakan di lahan lain, misalnya lahan kering. Penanaman padi di lahan kering
atau padi merah yang dapat dilahan yag tandus di daerah gunung Kidul Yogyakarta. Di lahan kering ini dapat menyumbang produksi padi yang
patut diperhitungkan.
b. Budidaya
tanaman padi khususnya padi merah haruslah diperhatikan, peningkata SDM mungkin
dapat mengatasi permasalahan pertanian saat ini, agar masyarakat dapat hidup
lebih makmur dan sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
1996. Intensifikasi Padi Gogo. Departemen Pertanian Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian; Ungaran
Noor, M.
1996. Padi Lahan Marginal. Penebar Swadaya; Bogor
Hantoro,
F.R.P. 2007. Teknologi Budidaya Padi Gogo. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Tengah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Teguh
Rahayu. 2000. Budidaya Tanaman Padi Dengan Teknologi Mig-6 plus. BPP Teknologi dan MiG-6 Plus
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar