PENDAHULUAN
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanamanuntuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Dewasa ini sering kita temukan orang banyak menggunakan pupuk kimia dengan dosis yang terlalu banyak. Padahal tanpa kita sadari dengan mengunakan pupuk kimia yang berlebih mengakibatkan tanah menjadi kurang subur. Akibatnya tanah menjadi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Oleh sebab itu kita harus menguarangi pupuk kimia dan menggantinya dengan pupuk alam yang tidak mengalami atau sedikit sekali kerugiannya. Seperti pada pupuk hijau.
Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian. Sisa hasil pertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsur-unsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian.Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah.
Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman
Macam-macam Pupuk Hijau dan Pemanfaatannya
1. Macam atau Jenis Pupuk hijau
Pemberian nama pupuk hijau didasar kepada bahan pembentuk pupuk itu yaitu tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan didalam tanah. Dengan demikian yang dimaksud dengan pupuk hijau adalah : “tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda terutama yang termasuk family leguminosa, yang dibenamkan kedalam tanah yang dimaksudkan agar dapat meningkatkan tersedianya bahan-bahan organic dan insur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.
Tanaman yang termasuk leguminosa ditegaskan dalam batasan diatas, ini tidak berarti bahwa tanaman jenis lainnya tidak bisa dijadikan pupuk hijau. Tanaman dari keluarga lainnya dapat digunakan, hanya saja sedikit menambah /meningkatkan unsur N dan umumnya hanya menambah kandungan bunga tanah. Tnaman yang termasuk family leguminosa telah umum digunakan karena kandungan N cukup tinggi, sehingga keberadaan dan melapuknya dalam tanah akan mendorong jasad-jasad renik aktif menguraikannya(jasad-jasad renik sendiri memerlukan N bagi perkembangngannya). Kandungan N tinggi atau (perbandingan C/N besar) melebihi tersediannya N yang diperlukan kasad renik. Kelebihan ini dimanfaatkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Jenis-jenis tanaman yang termasuk leguminosa misalnya: crotalaria juencea, crotalaria anagyrodies, crotalaria usaramuensis, toprosia vogelli, toprosia candida, sesbania sesban, phaseolus tunatus, mimosa invisa dan lain-lain.
Bebeda dengan tanaman keluarga lainnya . tanaman leguminosa kandungan jumlah N-nya selalu bertambah , bersaal dari N yang tersedia dalam tanah dan dari N bebas yang terdapat diudara. Jasad-jasad rnik yang bersimbiosa dengan dengan tanaman itu, yang terdapat dalam bintil-bintil akar (nodula)dapat mengikat N dari udara (perhatikan peranan rhizobium atau bacillus radicicola). Dalam hal ini dapat dapat ditambahkan apabila tanahnya subur dan mengandung banyak unsur N maka penambahan N dari udara kurang. Apabila keadaan sebaliknya(kurangnya N dalam tanah) maka pengambilan N diudara akan banyak.
Dengan demikian maka bertanbahnya N dalam tanah sangat tergantung dengan factor diatas( kandungan tanah terhadap unsure N) dan jenis tanaman leguminosa . perhatikandafter dibawah yang memuat kemamapuan beberapa jenis tanaman family leguminosa dalam menghasilkan N per tahun.
Jenis tanaman | Umur tanaman (bulan) | Hasil daun/ranting (kuint/ha) | Kandungan N (%) | Keterangan |
crotalaria juencea, crotalaria anagyrodies, phaseolus tunatus glysine soya | 2-3 6-10 5-7 - | 15-120 284 20-180 65,27 | 2,84* 2,31* 3,85* 0,57** | *dari bahan kering , bahan kering 16% produksi basah *idem bahan kering 13,24% produksi basah *idem, bahan keringnya 19,3% produksi basah **dari total produksi bahan basah |
Nb: pengikatan N di udara bebasa kan sedikit jika tanaman legume tumbuh pada tanah yang jumlah kandungan N nya banayak.
2. Proses Dekomposisi, Aminisasi, Amonifikasi, Nitrifikasi
Tanaman Legum atau bagian-bagiannya (tangkai , batang , dan daun) apabila di benamkan kedalam tanah setelah melalui proses dekomposisi ternyata N-nya dapat di bebaskan kembali. TISDALE dan NELSON (1965) dalam ‘soil fertility and fertilizer” menyatakan bahwa”proses dekomposisi itu ternyata merupakan sutau perubahan secara fisik ataupun kimiawi bahan organic oleh jasad renik sehingga menjadi senyawa kimia lain. Dan ini akan melalui beberapa tahapan , yaitu tahapan aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi.
a. Aminisasi
Berlangsung diatasa aktivitas jasad renik yang heterotrop. Dalam bagian ini tanaman legume yang mengandung N atau bagian-bagian tanamannya dibenamkan kedalam tanah, sehingga memungkinkan bertambahnya kandungan protein didalam tanah. Kandungan atau senyawa-senyawa protein dihancurkan oleh jasad renik secara enzimatis----- terjadilah senyawa nitrogen amino---- dalam perubahan ini berlangsung pembebasan energy. Proses perubahan nitrogen kedalam bentuk Amino dikenal sebagai Aminisasi (TISDALE&NELSON).
b. Amonifikasi
Yang berlangsung diatas kativitas jasad renik heterotrop. Kenyataannya asama amino yang dihasilkan dari aminasi diuraikan lebih lanjut oleh kelompok jasad renik lain sehingga dihasilkan amoniak. Proses penguraian ini disebut amonifikasi. Selanjutnya akan berlangsung persenyawaan amoniak dengan air , asam karbonat dan asam-asam tanah lainnya , sehinngga terbentuk ion-ion ammonium , yang dapat dimanfaatkan oleh jasad renik itu sendiri. Yang tidak dapat dimanfaatkan dngan sendirinya akan bergabung dengan liat dan humus merupakan ion yang dapat dipertukarkan.
c. Nitrifikasi
Berlangsung dibawah aktivitas jasad renik/bakteri autotrop. Ammonium akan diubah pula bentuknya oleh bakteri autotrop menjadi nitrat, proses ini disebut nitrifikasi. Bakteri autotrop yang dimaksud adalah bakteri nitrifying yang banyak tersebar pada lapis-lapis tanah yang telah diolah untuk usaha pertanian, apabila jika tanahnya tandus atau tanahnya tidak produktif yang kemungkinan disini sanagat kurang.
Sebagai tambahan dapat di kemukakan perbedaan anatara jasad renik dengan bakteri heterotrop dan yang autotrop. Bakteri heterotrop membutuhkan C-organiksebagai sumber energinya, sedangkan bakteri autotrop mendapat ka energy dari oksidasi garam garam organis dan yang didapatkannya yaitu CO2 lingkungannya.
3. Klasifikasi Legum dan Sifat-sifat Pupuk Hijaunya
Pupuk hijau (daun, tangkai, batang) diperoleh dari tanaman-tanaman Legum yang sering kita dapatkan sebagai.
a. Pohon pelindung (dari hasil pangkasan-pangkasannya )
b. Tanaman pupuk hjau tumbuh perdu (biasanya ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman-tanaman untuk dapat menyuburkan tanah dan tanaman)
c. Tanaman pupuk hijau terbentuk semak berbatang lunak
Pohon Pelindung
Pohon pelindung selain dimanfataatkan untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan tanaman utama (biasanya tanman penghasil komoditi ekspor), jugha bermanfaat. Untuk melindungi tanah (ingat gerakan penghijauan di Indinesia). Tanaman-tanaman leguminosa yang termasuk golongan ini diantaranya: Leucaneagleuca, Erytrina lithosperma, Albizzia falcate, sesbaniagrandifora, Acascia descrrens, dan lain-lain.
a. Leucaneagleuca :
Di Indonesia penduduk mengenalnya sebagai Lamtoro, Petai cina, atau Kemlandingan (jawa). Keadaan pohonnya ;
Pohon ini berakar dalam dan kuat , akan tetapi kurang mengandung bintil-bintil akar . yang dewasa berkayu keras dan tahan patah. Tinggi pohon dapat mencapai sekitar 2-10 m. berdaun rapat dan sangat cok sebagai penahan angin, tahan terhadap pemangkasan. Biasanya tanman ini kana baik pada tanah yang subur , sedang pada tanah yang tandus pertumbuhannya kerdil.
Manfaat Sebagai pupuk hijau;
Bagian dan daun biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk hijau , karena daunnya mudah terurai, sebiknya bagian-bagian ini cepat di benamkan dalam tanah .
Pengaruh yang kurang baik;
Walaupun pohon dan pupuk hijaunya sangat baik digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanman utama yang sedang dubudidayakan serta perlindungan tanah pengawasan-pengawasan perlu diperhatikan.. karena Leucaena glouca dapat menyebarkan hama wereng. Kutu-kutu putih (Pseudococcus vigratus) dan kadang –kadang penyakit akar legosus(cendawan akar putih) yang dapat menyerang pula tanaman utama yang sedang dibudidayakan. Terutama tanaman teh.
b. Erytrina lithosperma
Penduduk mengenlanya sebagai pohon dadap yang banyak tumbuh di kebun-kebun mereka.
Kedaan pohonnya;
Pohon ini berakar dalam , ternyata banyak mengandung nodula pada akar-akarnya. Pohonnya tinggi dapat mencapai sekitar 25 m, aka tetap kayunya tidak terlalu kuat dan mudah patah, pohon ini tahan terhadap pemangkasan , artinya walaupun dipangkas sehingga daha dan daunnya tingggal sedikit akan tetap tumbuh dan dalam waktu yang singkat akan berdahan dan berdaun lebat kembali. Pohon dadap sering digunakan sebagai pelindung tanaman utama (teh dan kopi).
Manfaat sebagai pupuk hijau
Pupuk hijanya bermnanfaat untuk memprtinggi produktivitas tanaman , terutama tanaman teh. Juga dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan dan perkembngan semak-semak pengganggu tanaman. Daun-daun tanaman ini bnyak dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
Pengaruh yang kurang baik ;
Pengawasan perlu dilakukan dengan adanya penggunaan pupuk hijau ini, agar penyakit yang sering menyerang tanaman dadap seperti : Cortitium salmonicolor(jamur upas), septobasidium bogoriensis (cendawan abu-abu), penyakit akar(penyakit bakteri) tidak tersebar atau terjangkitkan dan mengganggu pertumbuhan serta perkembangan tanaman utama.
c. Albizzia falcate :
Di Indonesia pohon ini dikenal dengan sengon laut. Banyak di tanam penduduk karena kayunya dimanfaatkan papan dan peti-peti tempat hasil tanaman atau produksi yang akan diangkut jauh.
Keadaan pohonnya ;
Pohon sengon laut tumbuh sangat cepat , pada waktu berumur 4 tahun tinggi pohon dapat mencapai sekitar 20 meter. Akarnya dalam dan pada akar-akarnya terdapat nodula. Pohon ini tahan terhadap pemangkasan dan pohonnya memang memerlukan pemangkasan, sebab cabanng kayunya yang cukup bersar mudah dipatahkan oleh angin, karena kayunya amat getas.
Manfaat sebagai pu[uk hijau ;
Pupuk hijaunya sangat bermanfaat untuk mempertinggi daya produksi tanah dan daya produksi tanaman yang sedang dibudidayakan(misalnya tanaman teh).demikian pula sangat baik pula bagi perbaikan tanah dan menghambat/mencegah pertumbuhan tanaman penggganggu, terutama semak-semak.
Pengaruh yang kurang baik ;
Karena pohon sengon laut sering mendapat gangguandari helopeltis antonit 9kutu pengganggu tanaman teh), Tetranichus bimaculatus (kutu berwarna merah) dan Ustukina maxima serta ustulina zonata (penyakit cendawan leher akar), sebaiknnya setelah menggunakan pupuk hijau ini pengawasan tetap dilakukan. Apakah ada pengaruhnya terhadap tanaman utama yang di tanam atau tidak.
d. Pohon turi ( sesbania grandifora), acacia decurrens dan beberapa tenaman lainnya termasuk dalam leguminosa ini.
Tanaman Perdu
Pupuk hijau dari tanaman-tanaman perdu yang termasuk familia leguminosa, tanaman selalu di, tanamannnya selalu ditanam disela-sela larikan tanaman utama. Daun-daunnya yang jatuh atau bagian-bagian lainnya yang di tebang yang dibenamkan kedalam tanah sanagat berpengaruh terhadap kesuburan tanah . yang akan dikemukakan disini : crotalaria anagyroides, Crotalaria usaramoensis, Crotalaria usaramoensis, clotalaria juncea, Tephorsia candida, tephorsia vogelli, Desemodium gyroides.
a. Crotalaria anagyroides :
Keadaan tanamannya :
Tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan baik di datarn rendah dan di dataran tinggi. Dapat dikatakan bahwa tanaman ini tidak memilih tanah dan ikilim. Namun demikian pada ketinggian 1800 m diatas permukaan air laut tumbuhannya sedikit agak lambat, meskipun hasilnya tetap memuaskan.
Crotalaria anagyroides pertumbuhannya sangat cepat , berakar dalam dan banyak nodulnya. Tanaman ini agak tahan terhadap kekeringan, namun sebaliknya apabila disekitar tumbuhnya agak banyak air maka pertumbuhannya demikian menderita. Tinggi tanama bisa mencapai 2-3,5 m, berbatang dan berdaun banyak. Namun demikian pemangkasan jangan dilakukan terhadap bagian cabanng-cabang bawah karena dapat menimbulkan akibat kurang baik.
Manfaat sebagai pupuk hijau :
Dapat memperbaiki keadaan tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertinggi produktivitas tanaman utama, dan menghambat tumbuhnya semak-semak pengganggu.
Pengaruh yang kurang baik :
Pengawasan perlu dilakukan terutama untuk mencegah munculnya hama serta penyakit tanaman yang selalu menyerang tanaman ini tidak menimbulakan pengaruh jelek terhadap tanaman utama yang sedang di budidayakan, seperti penyakit sclerotium rolfsi, Jamur upas, Septobasidium bogoriensis (cendawan abu-abu) dll.
b. Crotalaria osaramoensis
Keadaan tanamannya :
Tanaman dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang kurang baik (kurus dan agak tandus). Pada permulaannya tumbuh lambat akan tetapi pertumbuhan selanjutnya berlangsung cepat. Pada umur 3 bulan dapa mencapai ketinggian sampai 3 meter.
Manfaat sebagai pupuk hijau :
Dapat memperbaiki keadaan tanah,menghambat berlangsungnya erosi, sangat baik ditanam dan dikembangkan pada tanah miring. Dan kadar N nya lebih menguntungkan.
Pengaruh yang kurang baik :
Pengawasan lebih diperhatikan karena tanaman ini sering diserang oleh Helopeltis antonii, ulat daun dan buah, Parodiella spegazzinii dan kutu-kutu, agar tidah membawa pengaruh terhadap tanaman utama.
c. Crotalaria juncea :
Keadaan tanamannya :
Bagi pertumbuhan tanamn ini tidak memilih tanah. Tinggi tanaman sekitar 1-2 m, bercabang dan berdaun banyak. Daun banyak terserang ulat sedang buahnya terserang gerekan oleh ulat tersebut. Batang ini tidak keras dan mudah lapuk.
Manfaat sebagai pupuk hijau:
Dapat memperbaiki keadaan tanah, mencegah erosi, meningkatkan produksi dan menghambat pertumbuhan gulma.
Pengaruh kurang baik :
Sering terserang ulat yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
d. Tephorsia candida:
Keadaan tanaman :
Dapat hidupn dan berkembangn pada tanah tandus dimana tanaman pupuk hijau lainnya sulit sekali pertumbuhannya. Tahan terhadap kekeringan dan hujan berlebih. Setelah dewasa ketinggian antara 1,5-2,5 m. berbatang keras, berkayu dan daunnya agak sukar mengurai, oleh karena itu sebelum pemakaian pupuk hijau di biarkan beberapa hari / minggu.
Manfaat sebagai pupuk hijau :
Kaena daunnya yang sukar teruarai maka pupuk hijau ini sangat baik untuk pemulsaan, melindungi permukaan tanah dan lapukannya dapat menyuburkan tanah. Selain itu dapat menghambat tumbuhnya semak atau gulma.
Pengaruh yang merugikan :
Tanaman sering tersrang hama dan penyakit, antara lain terseranag hama Helopentis antoni
, Heterodera radicicola dan penyakit jamur upas , Ustulina maxima, Ustulina zonata.
e. Tephorsia vogelii :
Keadaan tanamannya :
Memerlukan tanah yang subur, pertumbuhan tanaman lambat pada umur 3 bulan setelah iti mulai normal. Tinggi tanaman mencapai 2-3 meter, berbatang keras, berkayu berdaun lebat akan tetapi daunnya susah terurai.
Manfaat untuk tanaman :
Baik untuk mulsa maupun memperbaiki struktur tanah.
Pengaruh kurang baik :
Tanaman sering terserang hama Helopeltis antonii, cacing akar dan penyakit jamur upas.
f. Desmodium gyroides
Keadaan tanamannya ;
Dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang gersang. Awal tumbuh agak lambat namun setelah brumur beberapa bulan pertumbuhannya akan normal. Tinggi tanaman mencapai 2,5 m.
Manfaat sebagai pupuk hijau:
Dapat memperbaiki kesuburan tanah sehingga tanaman yang ditanam di atasnya akan tumbuh subur.
Pengaruh kurang baik :
Tanaman ini sering terserang Cortitium salmonicolor (sejenis jamur upas).
Semak berisi pup uk hijau
Semak banyak pula yang dapat dijadikan pupuk hijau. Biasanya berbatang lembek yang mudah teruraiapabila dibenamkan kedalam tanah. Di antaranya yaitu ; Calopogonium mucunoides, Centrasema pubescens, Vigna husel, Indigovera hendecahylia dan mimosa invisa.
Semak-semak inipun kalu dibenamkan dalam tanah sangat baik untuk menigkatkan kesuburan tanah dan membantu meningkatkan produksi tanaman. Dan jika pada tanaman-tanaman ini masih hidup membanti mengawetkan tanah dan air.
4. Cara-cara Pemupukan Dengan Pupuk hijau
Pada uraian diatas dapat kita ketahui bahwa cara pemupukan pada pupuk hijau biasanya dilakukan dalam rangka menyuburkan tanah, antara lain :
a. Dalam rangka pergiliran tanaman
b. Dalam rangka pertanaman tanaman tanaman sela
c. Dalam rangka perlindungan terhadap[ tanaman utama
Tanman-tanaman pupuk hijau (Leguminosa) yang akan dijadikan pupuk sebaiknya dipilih tanaman-tanaman yang cepat mengurai dengan bantuan jasad renik, sehinga tersedianya bagi tanaman dapat tercukupi
Pembenaman pupuk hijau dapat dilakukan dengan tiga cara :
a. Dicabut dan dibenamkan
Tanaman Legum(perdu/semak) dicabut kemudian dibenamkan kedalam tanah pada larikan-larikan yang telah di sediakan, jangan terlalu dalam , selanjutnya ditimbuni dengan tanah.
b. Dicabut, dipotong-potong dan disebarkan
Tanaman-tanaman pupuk hijau dicabut dan dipotong-potong (misalnya jerami padi, dan bagian-bagian tanaman Legum DLL), kemudian disebarkan pada tanah yang telah dibajak dan dicangkul.
c. Dipangkas dan dibenamkan kedalam tanah
Untuk keperluan pemupukan dapat pula hasil-hasil pemagkasan tanaman Legum yang tinggi dalam tanah beberapa hari sebelum musim tanam.
5. Penggunaan Pupuk hijau Sebagai mulsa
Tanaman –tanaman Legum yang telah dicabut atau bagian-bagian hasil pemangkasannya sanagat baik dijadikan bagian pemulsa tanah permukaan. Beberapa kebaikan atau keuntungan yang diperoleh dari praktik pemulsaan antara lalin ;
a. Melindungi agregat-agregat tanah dari daya rusak butir hujan
b. Meningkatkan penyerapan air oleh tanah
c. Mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan
d. Memelihara temperature dan kelembaban tanah
e. Memelihara kandungan bahan organic tanah
f. Mengendalikan tumbuhya gulma.
Khusus dalam hal pemulsaan, tingkat temperature yang dapat dikendalikan akan sangat tergantung pada jenis serta jumlah dan cara-cara pemberiannya.
J.R. HANKS (1961) telah mengemukakan tentang pengaruh tentang macam mulsa pada pengaruh tanah sebagai berikut :
Kedalaman Tanah | Politena Film | Tanah Terbuka | Lapis Gravel setebal 2-5 cm Hitam keperak perakan | Jerami Gandum 10 ton/ha | |
Cm | OC | OC | OC | OC | OC |
1 4 16 | 34.40 31.80 29.00 | 29.20 28.00 26.80 | 27.40 27.10 26.00 | 25.90 25.40 24.20 | 23.80 23.60 23.00 |
Pemulsaan Dan Perbaikan Agregasi Tanah
Langkah-langkah atau usah untuk memperbaiki agregasi tanah yaitu dengan mengusahakan agar kandungan bahan organic dalam tanah tetap pada tingkat yangmenguntungkan, dan hal ini hanya data dicapai melalui cara-cara:
1. mengembalikan sisa-sisa tanaman
2. member pupuk kandang dan pupuk hijau kedalam tanah
3. melakukan crop rotation dengan tanaman pupuk hijau
4. menerapkan sisitim pengolahan maksimal
semua ini sudah di kemukakan penjelasan-penjelasannya. Khusus pada system pengolahan lahan minimal pengemblian sisa-sia tanaman lebih dimanfaatkan sebagai mulsa. Dengan teknik pemulsaan akan tersedia pula sejumlah bahan organic sepanjang perselangan dua musim tanam. Agregasi berlangsung terus pada perselangan tersebut sementara itu agregat-agregat yang telah terbentuk aka terlindungi dari tumbukan-tumbukan yang merusakkan oleh butir-butir hujan.
Tentang pengaruh berbagai system pengolahan tanah pada kandungan bahan organic dalam tanah :
Perlakuan-perlakuan pada tanah podsolik (lampung) | Kadar bahan organic (%) | |
Tahun 1 | Tahun 2 | |
· Diolah 1 kali, dibiarkan terbuka · Tidak diolah, bekas diolah dalam ditambah mulsa · Tidak diolah , bekas diolah dalam · Tidak diolah , bekas diolah biasa ditambah mulsa · Diolah setiap sebelum tanam · Tidak dioalah ditambah mulsa | 2.56 2.63 2.33 2.63 2.68 2.68 | 2.28 3.06 2.49 2.68 2.25 3.15 |
Jelas diketahui bahwa system pengolahan tanah minimal ditambah dengan pemulsaan lebih banyak bahan organ organic dalam tanah.
Agrgasi yang aan membantu memelihara produktivitas tanah kering yang dijadikan tempat pertanaman tanaman.semesim serta sarana pegendali erosi yang cukup efektif. Sekedar contoh dapat dikemukakan hasil penyelidikan SOEWARDJO, SITANALA ARSYAD (1981) tentang pengaruh pemberian mulsa pada indeks keantapan agregat tanah Oksiso-citayam, sebagai berikut :
Perlakuan-perlakuan | Indeks kemantapan agregat | Presentase agregat (%) | ||||
78 | 79 | 80 | 78 | 79 | 80 | |
· Tanah dibuka tanpa mulsa · Diolah, ditanami tanpa pemulsaan · Tidak diolah, ditanami+mulsa sisa tanaman 6 ton | 42,7 50,0 53,5 | 32,1 47,2 93.9 | 36,2 39,6 74,7 | 70,9 68,1 63,7 | 68,7 66,1 67,6 | 58,4 54,7 63,7 |