Jumat, 06 Januari 2012

Vegetasi Gulma



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
“VEGETASI GULMA”


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2011

 oleh: Eko Baehaqi

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga pratikum dapat dilaksanakan dengan baik, dan laporan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada dosen kami yang telah menyumbangkan ilmunya sehingga kami dapat mengetahui tentang ekologi prtanian. Dan juga rekan pada saat pratikum yang telah melaksanakan patikum dengan baik sehingga dapat bejalan dengan lancar.
Analisa vegetasi secara garis besar adalah mempelajari komunitas tumbuhan , yang mencakup identifikasi species, bentuk pertumbuhan species (MuellerDombois dan Ellenberg, 1974). Sedangkan khusus synekologi atau ekologi komunitas tumbuhan dikenal sebagai phytososiologi atau sosiologi.



BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Terdapat beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti rumput-rumputan, teki dan alang-alang.
Gulma memiliki sifat berpotensi antara lain adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, penyebaran biji gulma yang luas , sifat kompetitif dalam menyerap nutrisi dan lain – lain. Besar atau kecil populasi gulma dalam suatu lahan atau lingkungan tergantung dari proses pengolahan dan jenis komoditasnya.
Dengan menggunakan metode analisis vegetasi tentang gulma di suatu lahan , dapat diketahui jumlah gulma yang dominan tumbuh di lingkungan tersebut.


b. Tujuan
1. Mengetahui jumlah gulma
2. mengetahui struktur gulma
3. mengetahui dominan atau tidaknya suatu jenis gulma dalam lingkungan terhadap        gulma lainnya










BABII
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan
      1. Lahan atau lingkungan yang ditumbuhi beberapa jenis gulma
      2. Jenis – jenis Gulma
      3. Tali raffia
      4. Kayu pembatas area gulma
      5. Mistar/ penggaris

B. Prosedur praktikum
a. Pertama lahan dibagi menjadi 3 petak dengan luas yang sama dari petak 1 hingga 3, pembagian petak lahan menggunakan tali raffia dan kayu pembatas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah melihat gulma yang dominan di lahan tersebut.
b. Di petak 1 ( 1 x 1 m = 1 m2), gulma – gulma diidentifikasi dengan cara dicabut. Lakukan hal yang sama hingga petak ke 3. Gulma yang sama antara petak satu dan lainnya tidak dicata
c.  gulma yang terdapat dalam wilayah persegi dilihat dan dicatat jumlahnya. Lakukan hingga petak ke 3.
d. Catat nama dan jumlah gulma – gulma yang ada dilahan tersebut dari petak 1 – 3.
e. Buat suatu grafik yang menjelaskan dominasi gulma tertentu dari lahan tersebut.


BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil pengamatan

tabel .1 jenis gulma pada tiap petak
No
JENIS GULMA
PETAK
1
PETAK
2
PETAK
3
1
Teki ladang (Cyperus rotundus)
ü
ü
ü
2
Teki udelan(Nutgrasss cyperus rotu)
ü
ü

3


ü
4
Rumput teki-tekian (Cyperaceae)
ü

ü
5
ü
ü
ü

Tabel .2 Luas gulma pada tiap petak
No
JENIS GULMA
PETAK
1
PETAK
2
PETAK
3
1
Teki ladang (Cyperus rotundus)
48 cm
168 cm
169 cm
2
Teki udelan(Nutgrasss cyperus rotu)
70 cm
204 cm

3


324 cm
4
Rumput teki-tekian (Cyperaceae)
9 cm

182 cm
5
9 873 cm
9628 cm
9 325 cm

Diagram dominan

  1. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan terapat vegetasi rumput yang berbeda pada suau petakan. Yaitu pada petak pertama terdapat Teki ladang (Cyperus rotundus), Teki udelan(Nutgrasss cyperus rotu), Rumput teki-tekian (Cyperaceae) dan Rumput liar/Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae)
Pada petak kedua terdapat, Teki ladang (Cyperus rotundus), Teki udelan(Nutgrasss cyperus rotu), dan Rumput liar/Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae). Dan yang pada petakan 3 terdapat Teki ladang (Cyperus rotundus), Kacangan /Sesbania sesban L. (Leguminosae). Rumput teki-tekian (Cyperaceae )dan Rumput liar/Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae). Dari ke 5 vegetasi rumput tersebut terdapat rumput yang dominan dalam tiap petaknya yaitu dapat dilihat pada diagram yakni rumput liar yang paing banyak mengisi pada tiap petak.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. kesimpulan
1. Jenis vegetasi untuk semua petakan adalah Teki ladang (Cyperus rotundus) Rumput liar/Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae)Kacangan /Sesbania sesban L. (Leguminosae)Rumput teki-tekian (Cyperaceae, Teki udelan(Nutgrasss cyperus rotu)
2. vegetasi yang paling sedikit yaitu Rumput teki-tekian (Cyperaceae. Dengan luas  yaitu 9 cm.
3. vegetasi paling dominan yaitu pada rumput liar dengan luas rata-rata 960 cm.

B. Saran
1. Perlu dilakukan pengamatan serupa secara periodik guna mengetahui perkembangan   vegetasi rumput selanjutnya.
2. Untuk lebih memperlancar pengamatan, diperlukan peningkatan kemampuan pengenalan jenis flora khususnya jenis-jenis rumput dan tumbuhan bawah lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Kebakaran Lahan

Materi Kuliah Kebakaran Lahan Tahun 2009
Dosen Gusti Z Anshari, Rossie WN Alqadrie, Hari Kamis Pukul 13.30 – 15.10, Teratai 2
NO
Tanggal
Materi
Tujuan
Metode
Dosen
1
9 Sep 09
Perkenalan dan rencana kuliah
Tujuan Mata kuliah Kebakaran lahan
Latar belakang fenomena kebakaran
Sejarah penemuan api dan pemanfaatannya
Pemanfaatan api dalam pertanian tradisional
Tugas Terstruktur:
-          Penulisan makalah dan presentasi
- Dapat memahami secara kritis fenomena dan permasalahan kebakaran lahan dan hutan, khususnya di Indonesia
- Membangun kapasitas dan rasa percaya diri mahasiswa untuk menyampaikan konsep kebakaran dan gagasan bagi solusi masalah kebakaran
Kuliah dan Tanya jawaab
GA
2
16 Sep 09
Pengertian dasar kebakaran hutan dan lahan (Bab 1- KLH- Lailan Syaufina)
Konsep Segitiga Api
Perpindahan panas
Proses kebakaran:
Efisiensi pembakaran dan hasil pembakaran
Jenis dan sifat bahan bakar -
- dapat merumuskan pengertian dasar kebakaran, dan menjelaskan hubungan  proses kebakaran dan hasil kebakaran
Kuliah dan Tanya jawab
GA
3
30 Sep 09
Perilaku Api (Bab 2 – Lailan Syaufina)
Penyebab Kebakaran (Bab 3 – Lailan Syaufina, dan Y Ruchiat, Penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan)
- dapat menentukan perilaku api
- dapat mengidentifikasi penyebab kebakaran dan merumuskan hubungan antara perilalu api dan sebab kebakaran
Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
GA
4
7 Okt 09
Perubahan iklim dan cuaca mendukung kebakaran: (Bab 5-Lailan Syaufina dan berbagai sumber internet)
-              Fenomena El nino
-              Unsur-unsur iklim pendukung kebakaran
              Frekuensi El Nino dan kekeringan
- menjelaskan fenomena perubahan iklim
- menentukan bulan-bulan kering
- menjelaskan factor-faktor perubahan iklim (El Nino)
Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
GA
5
14 Okt 09
Hot spot:
-              Pengertian hotspot
-              Data hot spot
-              Musim pembakaran (pertanian tradisional)
- mengumpulkan data hot spot
- menganalisis data hot spot

Browsing Internet, Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
GA
6
21 Okt 09
Peramalan kebakaran
Sistem peringatan dini kebakaran
-          Indeks kekeringan bahan bakar
-          Pemanfaata teknik penginderaan jarak jauh (remote sensing)

Membangun teknologi pembakaran terkendali (Bab 6-Lailan Syaufina)
Kebijakan zero burning
Upaya pemadaman: Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, Penyemaian hujan buatan
- menggunakan fasilitas peramalan kebakaran dari internet
- menghitung indeks kekeringan
- mengetahui pemanfaatan teknologi GIS dan Remote Sensing untuk meramalkan kebakaran
- Menjelaskan dan merumuskan teknologi pembakaran terkendali
Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
GA
7
28 Okt o9
Emisi Karbon dari kebakaran gambut:
-          Kandungan Karbon dalam gambut
-          Dugaan emisi karbon akibat kebakaran gambut
-          Hubungan antara pemanasan dan nilai kalori (hydrothermal)
-          Menduga Emisi Faktor
- menghitung prakiraan emisi karbon dari pembakaran
Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
GA
8
4 Nop 09
Dampak pembakaran:
-          Kabut asap (haze) lintas Negara dan penurunan kualitas udara
-          Perubahan sifat-sifat tanah
-          Kehancuran habitat hutan dan gangguan bagi aneka satwa
- menentukan dampak-dampak kebakaran
- mengevaluasi damapk-dampak kebakaran
- mengurangi dampak kebakaran
- merehabilitasi areal bekas kebakaran
Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
RWN

9-19 Nop
UTS


RWN
9
25 Nop 09
Dampak kebakaran (lanjutan)


RWN
10
2 Des 09
Dampak kebakaran (lanjutan)


RWN
11
9 Des 09
Pedoman penilaian areal bekas terbakar (Bab 8- Lailan Syaufina)
-          Kerusakan ekologis, dan ekonomis

Kuliah  Tanya jawab
Diskusi
RWN
12
16 Des 09
Presentasi makalah
- menganalisis fakta, dan data kebakaran lahan
- merumuskan solusi
- meningkatkan rasa percaya diri
Presentasi dan diskusi
RWN
13
23 Des 09
Presentasi makalah
- menganalisis fakta, dan data kebakaran lahan
- merumuskan solusi
- meningkatkan rasa percaya diri
Presentasi dan diskusi
RWN
14
6 Jan 2010
Presentasi makalah
- menganalisis fakta, dan data kebakaran lahan
- merumuskan solusi
- meningkatkan rasa percaya diri
Presentasi dan diskusi
RWN
15
13 Jan 2010
Pengumpulan Tugas Terstruktur
Review dan Evaluasi perkuliahan
Saran-saran
- mengajukan gagasan/kritik untuk perbaikan
Diskusi
RWN dan GA
Informasi kebakaran dapat diakses pada situs berikut ini:
Bahan Bacaan
1.       Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia : perilaku api, penyebab, dan dampak kebakaran / Lailan Syaufina/ Malang : Bayumedia, 2008
2.       Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan (The Underlying Causes and Impact of Fire) Studi Kasus: Tumbang Titi, Kabupeten Ketapang, Kalimantan Barat. Yayat Ruchiat, CIFOR. Sumber: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNACT626.pdf
3.       KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN. Sumber: http://pdf.wri.org/sof_indo_chap4.pdf